Pages

Katagori

Lapisan Tipis Aspal Beton ( LATASTON )

Lapisan Tipis Aspal Beton (LATASTON)

Lataston adalah campuran aspal padat dengan gradasi tidak menerus untuk jalan yang lalulintasnya ringan, diletakkan sebagai lapis permukaan di atas dasar yang dipersiapkan dari permukaan perkerasan yang direkonstruksi. Campuran ini terdiri dari agregat bergradasi timpang, filler dan aspal keras dengan perbandingan tertentu, yang dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas.
Syarat teknis
A. Bahan
Bahan yang digunakan untuk LATASTON, harus mengikuti persyaratan sebagaimana yang disebutkan dalam spesifikasi ini.
1. Agregat
Agregat yang digunakan sebagai bahan campuran, dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu agregat kasar dan agregat halus.
Agregat kerikil yang digunakan bisa batu pecah atau kerikil dengan persyaratan sebagaimana disebutkan dibawah :
  • Gradasi (PB.0201-76) harus seperti berikut :

Persyaratan Gradasi
  • Keausan agraget bila diperiksa dengan mesin Los Angels pada putaran 500 (PB.0206-76), maksimum 40 %.
  • Kelekatan terhadap aspal (PB. 025-76), maksimum 95 %.
Agregat yang digunakan berpasir, screening (hasil mesin pemecah batu) atau campuran dari kedua bahan tersebut yang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
  • Gradasi (PB.0201-76) harus sebagaimana yang tertera dibawah ini :

    Persyaratan gradasi
  • Bahan Pengisi (filter)
Bahan pengisi dapat berupa abu kapur, semen portland, abu batu yang harus mempunyai ukuran butir100 % lolos saringan 30 dan minimum 70 % lolos saringan 200, serta non plastis.
2. Aspal Keras
Aspal keras yang digunakan dapat berupa aspal keras Pen 60 atau Pen 80 yang harus memenuhi persyaratan sebagaimana tertera dibawah ini :

Persyaratan aspal keras
B, Campuran
Jumlah aspal dalam campuran ditentukan dengan cara marshall (PC.0201-76)
Cara marshall dilakukan terhadap mortar (campuran agregat halus filter, dan aspal) dengan 2 x 50 tumbukan sehingga didapatkan hasil-hasil sebagai berikut :
Stabilitas (kg)                        : 450 – 750
Rongga dalam campuran (%)     : 4 – 8
Marshall quotient (kg/mm)    : 150 – 300

Ketentuan Marshall
Dimana :
A = Kadar aspal optimum mortal (%)
B = Kadar aspal dalam campuran total (%)
S = Persen agregat kasar (%)
C. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan harus terdiri dari :
1. Peralatan Pencampur
  • Unit pencampur aspal (A.M.P)
  • Mesin pemuat (shovel loader)
  • Roda dorong, sekop, pahat dan alat bantu lainnya.
2. Peralatan Lapangan
  • Mesin penghampar (asphalt finisher)
  • Mesin gilas
  • Mesin gilas tandem (sholvel loader)
  • Mesin gilas roda karet
  • Truck (dump truck)
  • Mesin penyemprot aspal (asphal sprayer)
  • Mesin penyapu debu (power broom atau compresor)
  • Sekop, garu, sikat, balok kayu, roda dorong dan alat bantu lainnya.
D. Produksi Campuran
  1. Perbandingan bahan campuran untuk produksi harus sesuai dengan rumusan perbandingan campuran berdasarkan pencampuran percobaan (trial mix).
  2. Pencampuran harus dilaksanakan sebaik-baiknya sampai bahan tercampur baik dan merata.
  3. Agregat dipanaskan maksimum 175 ° C.
  4. Dalam memproduksi campuran, harus memperhatikan kemampuan dan kondisi/cuaca dilapangan, serta harus selalu melakukan kontrol mutu campuran.
  5. Temperatur aspal harus lebih kecil atau sama dengan temperatur agregat, dengan perbedaan maksimum 15 ° C. Temperatur campuran ditentukan oleh jenis aspal yang digunakan, dengan ketentuan sebagai berikut :
  • Untuk Pen 60 : 130 ° C – 165 ° C.
  • Untuk Pen 80 : 124 ° C – 162 ° C.
E. Persiapan Lapangan
Sebelum penghamparan dilaksanakan, harus dipenuhi beberapa ketentuansebagai berikut :
  1. Permukaan jalan lama harus rata, bila terdapat lubang harus ditutup, permukaan yang tidak rata harus diberi lapisan perata (leveling) dan dipadatkan.
  2. Permukaan harus bersih, bebas dari debu dan kotoran lainnya serta kering
  3. Permukaan harus diberi lapisan pengikat (tack coat) sebanyak 0,35 – 0,55 l/m² sesuai dengan kondisi jalan yang ada dan untuk bahan lapisan pengikat digunakan aspal emulsi atau aspal cair.
  4. Selama pelaksanaan harus memperhatikan cuaca yang mungkin akan mempengaruhi mutu hasil pekerjaan.
F. Pengangkutan
  1. Pengangkutan harus dilakukan dengan truck, yang baknya terbuat dari metal, rapat bersih dan telah disemprotkan dengan air sabun/fuel oil/larutan kapur, untuk mencegah melekatnya aspal pada bak truck.
  2. Selama pengangkutan, campuran ditutup dengan terpal agar campuran-campuran tersebut mempunyai temperatur yang disyaratkan dan terhindar dari bahan-bahan yang tidak dikehendaki.
G. Penghamparan
  1. Penghamparan hendaknya dimulai dari posisi terjauh dari kedudukan unit pencampur aspal (AMP) dan berakhir diposisi terdekat dengan unit pencampur aspal (AMP).
  2. Hamparan disesuaikan degan Gambar Rencana
  3. Campuran harus dihampar pada temperatur minimum 124 ° C.
H. Pemadatan
1. Pemadatan dilakukan dalam tiga tahap
  • Pemadatan awal dengan mesin gilas tandem
  • Pemadatan antara dengan mesin gilas rioda karet
  • Pemadatan akhir dengan mesin gilas tandem
2.   Temperatur pemadatan adalah :
  • Temperatur pemadatan awal minimum 120 ° C.
  • Temperatur pemadatan akhir minimum 60 ° C.
3. Pada bagian yang lurus penggilasan dimulai dari tepi hamparan sejajar as jalan menuju kebagian yang tinggi.
4. Pada bagian tikungan, penggilasan dimulai dari bagian yang rendah sejajar as jalan menuju kebagian yang tinggi.
5. Pada bagian tanjakan dan turunan harus dimulai dari bagian yang rendah sejajar as jalan menuju kebagian yang tinggi
6. Jumlah lintasan pada tiap tahap pemadatan ditentukan berdasarkan penggilasan percobaan.
7. Tebal pada yang dihasilkan harus sesuai dengan Gambar Rencana dengan toleransi sesuai dengan petunjuk.

SUMBER: ILMUTEKNIKSIPIL.COM

No comments: